Ada 8 nasihat untuk para lelaki, yang menurut saya cukup bagus juga, inilah
ke 8 nasihat itu:
1. Kakek berkata, hargai istrimu sebagaimana engkau menghargai ibumu, sebab
istrimu juga seorang ibu dari anak-anakmu.
2. Jika marah boleh tidak berbicara dengan istrimu, tapi jangan bertengkar
dengannya (membentaknya, mengatainya, memukulnya).
3. Jantung rumah adalah seorang istri. Jika hati istri mu tidak bahagia,
maka seisi rumah akan tampak seperti neraka (tidak ada canda tawa, manja,
perhatian). Maka sayangi istrimu agar dia bahagia dan kau akan merasa seperti
di surga.
4. Besar atau kecil gajimu, seorang istri tetap ingin diperhatikan. Dengan
begitu, maka istrimu akan selalu menyambutmu pulang dengan kasih sayang.
5. 2 orang yang tinggal 1 atap (menikah) tidak perlu gengsi, bertingkah,
siapa menang siapa kalah. Karena keduanya bukan untuk bertanding melainkan
teman hidup selamanya.
6. Di luar banyak wanita idaman melebihi istrimu. Namun mereka mencintaimu
atas dasar apa yang kamu punya sekarang, bukan apa adanya dirimu. Saat kamu
menemukan masa sulit, maka wanita tersebut akan meninggalkanmu dan punya pria
idaman lain di belakangmu.
7. Banyak istri yang baik. Tapi di luar sana banyak pria yang ingin
mempunyai istri yang baik dan mereka tidak mendapatkannya. Mereka akan
menawarkan perlindungan terhadap istrimu. Maka jangan biarkan istrimu
meninggalkan rumah karena kesedihan, Sebab ia akan sulit sekali untuk kembali.
8. Ajarkan anak laki-lakimu bagaimana berlaku terhadap ibunya, sehingga
kelak mereka tahu bagaimana memperlakukan istrinya.
Islam memberikan banyak kiat untuk menjadi suami yang baik. Bagaimanakah
cara untuk menjadi suami yang baik? Berikut ini kami sampaikan 10 kiat, yaitu;
1. Mempergauli istri dengan cara yang ma’ruf (baik)
Allah berfirman, artinya,
“Dan bergaullah dengan mereka(para istri) dengan
baik.” (QS. an-Nisa’: 19).
Ibnu Katsir berkata, “Berkatalah yang baik kepada istri kalian, perbaguslah
amalan dan tingkah laku kalian kepada istri. Berbuat baiklah sebagaimana kalian
suka jika istri kalian bertingkah laku demikian.” (
Tafsir al-Qur’an
al-‘Azhim, Ibnu Katsir).
2. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal yang baik
Allah berfirman, artinya,
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada istrinya dengan cara ma’ruf.” (QS. al-Baqarah: 233).
Dalam firman-Nya yang lain, artinya,
“Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya.” (QS. ath-Thalaq: 7).
Rasulullah shallallohu ‘laihi wasallam bersabda, ketika haji wada’,
فَاتَّقُوا اللَّهَ فِى النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ
بِأَمَانِ اللَّهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ إلي أن قال
وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Bertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena
kalian sesungguhnya telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian
menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. (sampai perkataan
beliau)
Kewajiban kalian kepada istri kalian adalah memberi mereka nafkah
dan pakaian dengan cara yang ma’ruf.” (HR. Muslim no. 1218).
Ibnu Katsir berkata, “Bapak dari si anak punya kewajiban memberi nafkah pada
ibu si anak, termasuk pula dalam hal pakaian dengan cara yang ma’ruf (baik).
Yang dimaksud dengan cara yang ma’ruf adalah dengan memperhatikan kebiasaan
masyarakat tanpa berlebih-lebihan dan tidak pula pelit. Hendaklah ia memberi
nafkah sesuai kemampuannya dan yang mudah untuknya, serta bersikap pertengahan
dan hemat.” (
Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir).
3. Mengajari istri ilmu agama
Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.” (Qs. at-Tahrim: 6).
‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah mengatakan,
“Ajarilah adab dan
agama kepada mereka.”
Ibnu ‘Abbas berkata,
“Lakukanlah ketaatan kepada Allah dan hati-hatilah
dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berdzikir),
niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka.”
Mujahid berkata,
“Bertakwalah kepada Allah dan nasihatilah keluargamu
untuk bertakwa kepada-Nya.”
Adh-Dhahak dan Maqatil berkata,“Kewajiban bagi seorang muslim adalah
mengajari keluarganya, termasuk kerabat, budak laki-laki atau perempuannya
perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (
Tafsir
al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir).
Mungkin Anda bertanya, “Bagaimana jika kita tidak bisa mendidik istri,
karena kita sendiri kurang dalam hal agama?”
Jawab, hendaklah Anda memperbaiki diri. Berusaha untuk mempelajari Islam lebih
dalam sehingga Anda bisa memperingatkan dan mendidik istri. Jika tidak bisa,
hendaklah mengajaknya datang ke majelis ilmu sebagaimana Anda pun demikian.
Atau, cara lain yang dapat meningkatkan keberagamaan Anda dan istri lebih baik
dari sebelumnya.
4. Meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri tercinta
Inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad sebagaimana yang diceritakan oleh
istri beliau, ‘Aisyah, Ia pernah bersama Nabi dalam safar(bepergian). ‘Aisyah
lantas berlomba lari bersama beliau. ‘Aisyah berkata,
فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَىَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ
اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِى فَقَالَ هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ
Akupun mengalahkan beliau. Tatkala aku sudah bertambah gemuk, aku berlomba
lari lagi bersama Rasul, namun kala itu beliau mengalahkanku. Lantas beliau
bersabda,
“Ini balasan untuk kekalahanku dahulu.” (HR. Abu Daud no.
2578).
5. Mengajak istri dan anak
untuk rajin beribadah
Allah berfirman, artinya,
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan
shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” ( QS. Thaha : 132).
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ
وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka
berumur 7 tahun. Dan pukullah mereka jika telah berumur 10 tahun.” (HR.
Abu Daud, no. 495).
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ
امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ
“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam lalu
mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan
shalat. Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya…”
(HR. Abu Daud, no. 1450).
6. Melihat sisi positif
istri Anda
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ
مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika sang suami
tidak menyukai suatu akhlak pada sang istri, maka hendaklah ia melihat sisi
lain yang ia ridhai.” (HR. Muslim, no. 1469).
7. Jangan memukul wajah
istri dan jangan pula menjelek-jelekkannya
Mu’awiyah al Qusyairi, pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai kewajiban
suami pada istri, lantas Rasulullah bersabda,
أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ
-أَوِ اكْتَسَبْتَ- وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ
إِلاَّ فِى الْبَيْتِ
“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya
pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan jangan engkau
memukul wajah, dan jangan pula menjelek-jelekkannya serta jangan pula
mendiamkannya(dalam rangka nasihat) selain di rumah.” (HR. Abu Daud, no.
2142).
8. Jangan meng-hajr
(pisah ranjang dalam rangka mendidik) selain di dalam rumah
Allah berfirman, artinya,
“Dan hajr-lah (pisahkanlah mereka) di tempat
tidur mereka.”(Qs. an-Nisa: 34).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di mengatakan bahwa maknanya adalah tidak
satu ranjang dengannya dan tidak berhubungan intim dengan istri sampai ia sadar
dari kesalahannya (
Taisir al-Karimir Rahman, ibn Sa’di).
9. Membenahi Kesalahan Istri dengan Baik
وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خيرا فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ
ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ إِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ
كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
خَيْرًا
“Dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia
diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk
yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah,
jika kamu membiarkannya, niscaya tetap bengkok, maka berwasiatlah terhadap
wanita dengan kebaikan.” (HR. Muslim, no.3720).
10. Memberikan nafkah
batin
Inilah salah satu pelajaran dari hadits Abu Darda’ berikut ini.
Nabi mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Suatu saat Salman mengunjungi
–saudaranya- Abu Darda’. Ketika itu Salman melihat Ummu Darda’, dalam keadaan
tidak gembira. Salman pun berkata kepada Ummu Darda’, “Kenapa keadaanmu seperti
ini?” “Saudaramu, Abu Darda’, seakan-akan ia tidak lagi mempedulikan dunia”,
jawab wanita tersebut. Ketika Abu Darda` tiba, dia membuatkan makanan untuk
Salman lalu berkata, “Makanlah karena aku sedang berpuasa.” Salman menjawab,
“Saya tidak akan makan hingga kamu ikut makan.” Akhirnya Abu Darda’ pun makan.
Ketika tiba waktu malam, Abu Darda’ beranjak untuk melaksanakan shalat namun
Salman berkata kepadanya, ‘Tidurlah.’ Abu Darda` pun tidur, tidak berapa lama
kemudian dia beranjak untuk mengerjakan shalat, namun Salman tetap berkata,
‘Tidurlah.’ Akhirnya dia tidur. Ketika di akhir malam, Salman berkata
kepadanya, ‘Sekarang bangunlah,’ Abu Juhaifah berkata, ‘Keduanya pun bangun dan
melaksanakan shalat, setelah itu Salman berkata, ‘Sesungguhnya Rabbmu memiliki
hak, dan badanmu memiliki hak, istrimu memiliki hak atas dirimu, maka
berikanlah hak setiap yang memiliki hak.’” Selang beberapa saat Nabi datang,
lalu hal itu diberitahukan kepada beliau, Nabi bersabda,
“Salman benar.”
(HR. al-Bukhari, no. 968).
Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah, seorang suami wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan
suami dan kecukupan istri.
Akhirnya, semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkan
segala hal yang dicintai dan diridhai-Nya. Amien.
Allahu a’lam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad,
segenap keluarga dan para sahabatnya.
· Pasang niat dan berdoa untuk menjadi
suami terbaik. Tanpa berniat dan berdoa anda tidak mungkin jadi suami yang
cemerlang. Ramai suami terlupa.
·
Bersyukur
kerana mempunyai pasangan hidup. Yakinlah bahawa isteri anda adalah pasangan
terbaik yang Tuhan tentukan untuk anda. Ketentuan Tuhan adalah yang terbaik.
·
Suami
mithali menjadi kebanggaan isteri. Pastikan anda membentuk sifat positif dan
istimewa.
Cuba tanya diri apakah sifat atau amalan yang boleh dibanggakan oleh isteri
anda.
·
Setiap
hari pulang dengan senyum dan bersemangat. Apabila suami tersenyum, isteri dan
anak-anak akan bahagia dan rahmat Tuhan akan turun. Senyumlah apabila sampai ke
rumah.
·
Pastikan
anda ada masa untuk berbual dengan isteri setiap hari. Semua isteri bahagia
apabila dapat berbual dengan suami. Berapa minit yang anda luangkan untuk
berbual dengan isteri setiap hari ?
·
Telefon
isteri ataupun hantar SMS sekadar untuk menyatakan yang anda sayang ataupun
rindu pada isteri. Isteri anda akan berasa seronok dan bahagia apabila mendapat
panggilan ataupun mesej tersebut.
·
Hiburkan
hati isteri anda dengan bercerita, buat lawak atau gurauan yang mesra. Setiap
gurauan mengubat hati isteri dan mengeratkan hubungan suami isteri.
·
Pastikan
anda bergurau senda dengan isteri di dalam kenderaan semasa dalam perjalanan ke
tempat kerja ataupun ke mana sahaja. Ramai suami membazir masa dengan membisu
semasa di dalam kenderaan.
·
Amalkan
makan bersama setiap hari. Berbual mesra dan nasihat menasihati semasa makan.
Amalan ini akan menarik hidayat Tuhan dan mengeratkan hubungan. Elakkan berbual
perkara yang melalaikan semasa makan.
· Ajak isteri mandi bersama sekali
sekala. Bergurau senda semasa mandi bersama adalah sunah yang dapat mengeratkan
hubungan suami isteri.
·
Bantu
isteri melakukan kerja rumah. Ini adalah sunah yang dapat meringankan beban
isteri, mengeratkan kasih sayang dan menbahagiakan pasangan anda.
·
Amalkan
mesyuarat keluarga sekerap yang mungkin. Amalan bermesyuaratmenarik hidayat
Tuhan,mengeratkan hubungan dan menyelesaikan banyak masalah.
·
Pastikan
penampilan anda anggun, kemas, bersih, wangi, sihat dan ceria. Ramai suami
inginkan isteri yang mengancam, tetapi mengabaikan penampilan diri sendiri.
Mana adil ?
·
Didik
isteri dengan memberi nasihat dan perigatan secara hikmah. Jadikan tindakan dan
amalan anda sebagai contoh teladan yang cemerlang. Elakkan cakap tak serupa
bikin.
·
Berikan
nafkah kepada isteri mengikut keperluan keluarga dan kemampuan suami. Ramai
suami mengabaikan nafkah kerana isteri bekerja. Ramai suami yang kedekut dan
berkira. Ini menyebabkan isteri derita dan rumahtangga terancam.
·
Jadikan
penawar hati kepada isteri. Ambil berat keperluan dan kemahuan dan peka kepada
emosi dan situasi isteri. Isteri yang bahagia membentuk keluarga sejahtera
·
Sentiasa
taat kepada semua perintah Tuhan dan memastikan keluarga juga patuh kepada
Tuhan. · Suami mithali
sentiasa menyimpan rahsia isteri. Ramai suami secara sengaja ataupun tidak
sengaja menceritakan keburukan isteri kepada orang lain. Ini wajib dihentikan.
·
Muliakan
keluarga isteri seperti keluarga sendiri.
Ada suami yang membeza-bezakan antara keluarganya dan keluarga isteri.
Ada suami yang memusuhi keluarga isteri. Anda bagaimana ?
·
Bentuk
sifat cemburu yang positif. Cemburu tanda beriman, sayang dan endah. Suami yang
tidak cemburu adalah dayus. Isteri amat suka apabila suaminya ada sifat
cemburu. Dia rasa dihargai.
·
Jadilah
suami yang pemaaf. Syurga isteri di bawah tapak kaki suami.Maafkanlah isteri
setiap malam sebelum tidur supaya rumah tangga bahagia dan isteri mudah masuk
syurga.
·
Tegur
kesilapan isteri dengan hikmah dan kasih sayang. Isteri merajuk bukan sebab
ditegur, tetapi cara ditegur yang kasar. Apabila suami kasar, isteri jadi takut,
bingung, hiba dan memberontak.
·
Gunakan
Nabi Muhammad sebagai model. Hidupkan amalan sunah dalam rumahtangga. Sebut
nama rasul apabila mendidik dan menasihati keluarga bagi mendapat hikmah.
·
Mendahulukan
keperluan isteri daripada orang lain. Ini adalah tertib memberi khidmat. Ramai
suami yang melebihkan orang lain daripada isterinya. Elakan kesilapan ini.
·
Suruh
isteri dirikan sembahyang dan ibadah lain. Apabila berjauhan, telefon ataupun
SMS bagi mengingatkan sembahyang. Wasiatkan isteri untuk sembahyang fardu dan
sunat. Buat pesanan ini sehingga suami meninggal dunia.
·
Cintai
isteri sepenuh hati. Cintai tanpa syarat, bertambah mengikut usia, penuh
kemaafan, memberi tenaga,tidak pernah sensara serta berteraskan iman dan takwa.
·
Sentiasa
berubah secara positif. Sebelum
cuba ubah isteri dan keluarga, ubah diri dulu. Apabila suami berubah, keluarga
akan turut berubah. Apabila suami cemerlang, isteri akan gemilang.
·
Pamer
keprihatian yang tinggi terhadap keluarga. Ramai suami tidak ambil kisah dengan
keluarga mereka.Cuba tanya apa lagi
khidmat tambahan yang patut berikan kepada keluarga.
·
Pamer
kematangan yang tinggi. Orang yang matang tenang, sabar, waras, bijaksana,
dapat membuat keputusan dan cekap menyelesaikan masalah.
·
Memuliakan
semua perempuan bukan sekadar isterinya. Ramai lelaki
cuba hormat wanita tertentu sahaja. Ramai isteri yang kecewa terhadap suami
yang menghina atau tidak hormat sebarang wanita termasuk pembantu rumah.
·
Bentuk
beberapa sifat wanita yang terpilih dalam diri suami. Nabi Muhammad amat
pemalu, pemaaf, peka, endah dan mudah menangis. Sifat wanita yang ada pada
lelaki menaikkan martabat lelaki dan lebih disayangi wanita.
·
Mahir
dalam menguruskan keluarga. Peka dengan masalah dan karenah ahli keluarga, cekap
mencari punca masalah, mencari alternatif penyelesaian dan memilih penyelesaian
yang optimum.
·
Membaiki
diri secara berterusan. Tingkatkan iman dan takwa, cuci hati dengan sembahyang
taubat, istighfar,memaafkan dan minta maaf, berkawan dengan orang yang baik,
pendapatan yang berkat dan baiki amalan dan tindakan.
·
Jadi
contoh atau model terbaik untuk keluarga. Doa dan usaha supaya setiapperbuatan
anda dapat dicontohi dan dibanggakan ahli keluarga. Apakah sifat dan amal anda
yang dapat dicontohi oleh ahli keluarga ?
·
Jadikan
diri anda pendorong dan motivator berkesan unutk keluarga. Sentiasa beri
galakan dan belaian. Elak marah, kritik ataupun hina keluarga. Fikir positif
dan bersangka baik terhadap keluarga.
· Tingkatkan ilmu berkenaan agama. Lazimnya, suami
yang mendidik keluarga berkenaan agama. Belajarlahilmu agama dengan niat
mendidik diri dan keluarga.
·
Sentiasa
menegakkan kebenaran. Tegas menyatakan apa yang buruk dan apa yang baik. Elak
mengenepikan kebenaran semata-mata bagi menjaga hati ahli keluarga. Tegakkan
kebenaran dengan hikmah.
·
Bertindak
tegas dan lemah lembut mengikut situasi. Tegas dalam menyeru ke arah kebaikan.
Lemah lembut dalam menegur dan memberi nasihat. Tegas sangat orang memberontak,
lembut sangat orang pijak.
·
Latih
diri memuji dan menghargai isteri. Ramai suami yang pandai kritik tetapi tidak
tahu memuji. Belaian merawat emosi dan fizikal isteri dan membuat dia terasa
disayangi. Cari peluang untuk sentiasa memuji.
·
Cari
peluang untuk bertindak romantis terhadap isteri. Ini termasuk senyum, lemah
lembut, sebut sayang tiga kali sehari, buat sebelum disuruh, sentuhan sayang,
pujian dan memberi hadiah.
·
Fahami
yang isteri ingin selalu di sisi suami. Suami pula berjauhan dengan isteri
sekali sekala. Apabila berjauhan, telefon, SMS ataupun e-mel untuk bertanya
khabar, berikan maklumat dan mengubat rindu.
·
Bentuk
kerjasama yang mantap dengan isteri. Pamer kesatuan hati dan pendapat kepada
anak-anak dan orang lain. Wujudkan kerjasama melaui mesyuarat, berbual, tolak
ansur, bermaaf-maafan dan banyak berdoa.
·
Nilai
diri daripada kaca mata isteri. Buang sifat dan amalan yang isteri benci.
Berusaha keras melakukan perkara yang isteri suka. Apabila isteri
bahagia, suami akan bertambah bahagia.
·
Apabila
suami melayan isteri seperti mana dia melayan kawan, pasti isteri bahagia.
Bayangkan cara anda melayan isteri sebelum kahwin. Ulangi layanan itu
sekarang. Pasti hebat kesannya.
·
Suami
wajar belajar jadi mengikut setia. Patuhi cadangan, pandangan dan pandapat
isteri yang betul. Jangan bangkang perkara yang baik. Kawal macho dengan
saksama.
·
Buat
undang-undang dalam rumah tangga. Apabila suami marah, isteri mesti senyap.
Apabila isteri marah,suami mesti senyap. Ini mengelakkan daripada bergaduh.
Orang tidak boleh bergaduh sendirian.
·
Latih
gerak batin anda supaya serasi dengan gerak batin isteri. Serasikan gerak
batin dengan berdoa, patuh perintah Tuhan, maafkan isteri, bersangka baik dan
lakukan perkara baik untuk isteri mengikut sebarang lintasan dalam hati.
·
Pimpin
isteri dengan nasihat dan kasih sayang. Pesan selalu dan nasihat sekali-sekala.
Waktu terbaik nasihat adalah semasa rehat, minum petang, waktu bersiar-siar dan
semasa hendak tidur.
·
Seimbangkan
hidup dengan sempurna. Rajin di tempat kerja, rajin juga di rumah.
Peramah dengan kawan, peramah juga dengan isteri. Disiplin di pejabat, disiplin
juga di rumah. Sabar dengan orang, sabar juga dengan isteri. Di luar dan di
dalam rumah serupa.
· Urus stres dengan sempurna supaya keluarga tidak
terjejas. lakukan riadah, berdiet, hentikan merokok,bercampur dengan orang
positif, bermain dengan bayi, tengok ikan di akuarium, menyanyi, sembahyang
taubat dan maafkan semua orang.
10 Kesalahan Suami Terhadap Isteri. Keutuhan sebuah
rumahtangga sangat dipengaruhi oleh baiknya kepemimpinan seorang suami (sebagai
kepala keluarga) dalam membina keluarganya. Lebih-lebih lagi adalah SIKAP &
PERILAKUnya dalam bergaul dengan isterinya. Suami isteri sebagai tokoh
UTAMA dalam sesebuah rumahtangga, bila mengalami kerusakan maka bangunan
rumahtangga pun akan runtuh. Disebabkan hubungan ini seharusnya sangat
dijaga dengan memperhatikan HAK & KEWAJIBAN masing-masing. Bagi suami
isteri harus saling menunaikan kewajibannya setelah itu baru boleh mendapatkan
apa yang menjadi haknya.
Jika kita melihat kenyataan dalam masyarakat, dua sikap suami yang
saling bertentangan dalam menyantuni isteri mereka, sikap inilah yang perlu di
ambil perhatian, hal ini dapat menimbulkan masalah yang berujung dengan sebuah
perceraian.
Pertama, suami yang meremehkan isterinya, yang mensia – siakan hak-haknya
& melakukan pelbagai kesalahan berkaitan dengan hak isterinya.
Kedua, suami melepaskan kendalinya terhadap isteri & membebaskannya
begitu saja (dalam kata lain, , suami ber ‘LEPAS TANGAN’).
Allah berfirman dalam Al-Quran, Surah An Nisa : 34 :
“Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (lelaki atas sebahagian yang lain (wanita) & mereka
(lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita
yg soleh, ialah yang taat Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita- wanita yg kamu
khuatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka & pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka & pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka
janganlah kamu mencari–cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar”
Berikut ini adalah 10 (sepuluh) KESALAHAN-KESALAHAN suami yang banyak
dilakukan, yang kesemuanya berdasarkan kepada dua sikap keliru tipe para suami
diatas:
1. Tidak mengajarkan AGAMA dan HUKUM syariat Islam kepada isteri
Banyak kita temui bahwa para isteri tidak mengetahui bagaimana cara sholat
yang betul, hukum haid & nifas, bertingkah laku/berperilaku terhadap suami
secara tidak Islami & tidak mendidik anak-anak secara Islam. Bahkan
ada yang terjerumus ke dalam pelbagai jenis kesyirikan. Yang menjadi fokus
perhatian seorang isteri hanyalah bagaimana cara memasak & menghidangkan
makanan tertentu, cara berdandan yang cantik dsb. Tidak lain semua kerana
tuntutan suami, sedangkan masalah AGAMA, terutama ibadahnya tidak pernah
ditanyakan oleh suami.
Padahal Allah s.w.t berfirman yang bermaksud:
“Hai orang–orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat –
malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di
perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan”
{Al-Quran, Surah At-Tahrim:6}
Maka para suami diminta untuk tidak sesekali mengABAIkan hal ini, karena
semuanya akan diminta dipertanggungjawaban atasnya. Hendaklah benar-benar
mengajarkan agama kepada isterinya, baik dilakukan sendiri atau melalui
perantara. Antara lain yang dapat dilakukan; menghadiahkan buku-buku tentang
Islam & hukum-hukumnya serta berbincang bersama-sama, kaset/cd ceramah,
mengajak isterinya menghadiri ke majlis-majlis ILMU yang disampaikan oleh
orang-orang yang berilmu dsb.. (yang paling praktis.. ajaklah solat berjamaah
di rumah atau di masjid )
2. Suka mencari kekurangan & kesalahan isteri
Dalam suatu hadith riwayat Bukhari & Muslim, Rasulullah s.a.w melarang
lelaki yang berpergian dalam waktu yang lama, pulang menemui keluarganya di
waktu malam, karena dikhawatirkan akan mendapati berbagai kekurangan
isteri & cela isterinya. Bahkan suami diminta bersabar & menahan diri
dari kekurangan yang ada pada isterinya, juga ketika isteri tidak melaksanakan
kewajibannya. Karena suami juga mempunyai kekurangan & celaan,
seperti sabda Rasulullah:
“Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika
dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain
darinya.” {H.R. Muslim}
3. Memberi hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan isteri
Ini termasuk bentuk kezaliman terhadap isteri, antara lain iaitu:
(a) Menggunakan pukulan di tahap awal pemberitahuan hukuman {lihat
Al-Quran, Surah An-Nisa : 34}
(b) Mengusir isteri dari rumahnya tanpa ada kebenaran secara syar’ie {lihat
Al-Quran, Surah Ath-Thalaq : 1}
(c) Memukul wajah, mencela dan menghina.
Dalam as-Sunan dan al-Musnan dari Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi bahawa ia
berkata: “Ya Rasulullah, apakah HAK isteri atas suaminya? Nabi s.a.w menjawab:
“Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian
jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya …..”
{H.R. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani}
4. Culas dalam memberi nafkah kepada isteri
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua tahun
yaitu bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan itu; dan kewajiban
ayah ialah memberi makan dan pakaian kepada isterinya itu menurut cara yang
sepatutnya. Tidaklah diberatkan seseorang melainkan menurut kemampuannya.
Janganlah menjadikan seseorang ibu itu menderita karena anaknya, dan
(jangan juga menjadikan) seseorang ayah itu menderita karena anaknya; dan
waris juga menanggung kewajiban yang tersebut (jika si ayah telah tiada).
kemudian jika keduanya (suami isteri berkeinginan menghentikan penyusuan itu
dengan persetujuan (yang telah dicapai oleh) mereka sesudah berunding, maka
mereka berdua tidaklah salah (melakukannya). Dan jika kamu hendak beri
anak-anak kamu menyusu kepada orang lain, maka tidak ada salahnya bagi kamu
apabila kamu serahkan (upah) yang kamu berikan itu dengan cara yang patut. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, serta ketahuilah, sesungguhnya Allah sentiasa
melihat akan apapun yang kamu lakukan.” {Al-Quran, Surah Al-Baqarah :
233}
Isteri BERHAK mendapatkan nafkah, kerana dia telah membolehkan suaminya
bersenang–senang kepadanya, dia telah mentaati suaminya, tinggal di rumahnya,
mengasuh & mendidik anak-anaknya. Dan jika isteri mendapati suaminya culas
dalam memberi nafkah, bakhil, tidak memberikan nafkah kepadanya tanpa ada
pembenaran syar’i, maka dia boleh mengambil harta suami untuk mencukupi
keperluannya secara ma’ruf (tidak berlebihan) meskipun tanpa sepengetahuan suaminya.
Sabda Rasulullah s.a.w:
“Jika seorang muslim mengeluarkan nafkah untuk keluarganya sedangkan dia
mengharapkan pahalanya, maka nafkah itu adalah sedekah baginya.” {Muttafaq
‘alaih}
5. Sikap keras, kasar, tidak lembut terhadap isteri
Rasulullah s.a.w bersabda: “Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling
baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap
isteri-isterinya.” {H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani}
Maka suami hendaklah berakhlak baik terhadap isterinya dengan bersikap
lembut & menjauhi sikap kasar.
6. Kesombongan suami membantu isteri dalam urusan rumahtangga
Ini kesalahan yang paling banyak MENJANGKITI para suami. Padahal lelaki yang
paling UTAMA yakni Rasulullah s.a.w tidak segan untuk membantu pekerjaan
isterinya.
Ketika Aisyah r.a ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah s.a.w di
rumahnya, beliau menjawab:
“Beliau membantu pekerjaan isterinya & jika datang waktu solat, maka
beliau pun keluar untuk solat.” {H.R. Bukhari}
7. Menyebarkan rahasia dan aib isterinya
“Sesungguhnya diantara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah
pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya
menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia isterinya.” {H.R. Muslim}
Dalam hadith ini diHARAMkan seorang suami menyebarkan apa yang terjadi
antara dia dengan isterinya terutama perilaku keduanya di tempat tidur. Juga
diharamkan menyebutkan perinciannya, serta apa yang terjadi pada isterinya baik
berupa perkataan maupun perbuatan lainnya.
8. Sikap terburu-buru dalam menceraikan isteri
Wahai suami yang mulia, sesungguhnya hubungan antara engkau & isterimu
adalah hubungan yang kuat lagi suci, oleh karena itu Islam menganggap
penceraian adalah perkara besar yang tidak boleh diremehkan karena penceraian
akan menyeret kepada kerusakan, kacau balaunya pendidikan anak dsb. Dan
hendaknya perkataan cerai/talak itu tidak digunakan sebagai bahan
gurauan/mainan. Karena Rasulullah s.a.w telah bersabda:
“Ada 3 hal yang kesungguhannya dan gurauannya sama-sama dianggap
sungguh-sungguh yaitu: NIKAH, TALAK (cerai) dan RUJUK.” {H.R. Abu Daud,
at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai “hasan” oleh asy-Syeikh Albani}
Memang perselisihan antara suami isteri sering terjadi kadang sampai
mengarah kepada penceraian. Akan tetapi penceraian ini tidak boleh dijadikan
sebagai langkah pertama dalam penyelesaian perselisihan ini. Bahkana harus
diusahakan berbagai cara untuk menyelesaikannya, karena kemungkinan besar akan
banyak rasa penyesalan yang ditimbulkan dikemudian hari kelak.
Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgahsananya di atas air (laut), kemudian ia
mengutus para tentaranya. Maka tentara yang paling dekat dengan Iblis adalah
yang paling besar fitnahnya (penyesatannya). Maka datanglah salah satu
tenteranya dan melapor: Aku telah melakukan ini dan itu, maka Iblis berkata:
Engkau belum melakukan apa-apa, kemudian datanglah tentara yang lain dan
melapor: Aku telah menggodanya hingga akhirnya aku menceraikannya dengan
isterinya. Maka Iblis pun mendekatkan tentara syaitan ini di sisinya lalu
berkata: Engkau tentara terbaik.” {H.R. Muslim}
9. Berpoligami tanpa memperhatikan ketentuan syari’at
Menikah untuk kedua kali, ketiga dan keempat kali merupakan salah satu
perkara yang Allah syariatkan. Akan tetapi yang menjadi catatan di sini bahwa
sebahagian orang yang ingin menerapkan syariat ini/telah menerapkannya tidak
memperhatikan sikapnya yang tidak memenuhi kewajiban serta tanggungjawab
terhadap isteri. Terutama isteri pertama & anak-anaknya.
“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinlah)
seorang saja.” {Al-Quran, Surah An-Nisa : 3}
Sikap ini merupakan KEADILAN yang diperintahkan Allah s.w.t. Memang benar
berpoligami merupakan syariat Islam, tetapi jika seseorang tidak mampu melaksanakannya
dengan baik & tidak memenuhi syarat-syaratnya maka tidak boleh memikul
tanggungjawabnya, bila dilakukan maka menjuruskan kerusakan sebuah rumahtangga,
menghancurkan anak-anak & menambah permasalahan keluarga & juga kepada
masyarakat. Maka fikirkanlah akibatnya & perhatikanlah dengan saksama
perkaranya sebelum masuk kelayakan ke’dalam’nya.
10. Lemahnya kecemburuan
Para suami memBIARkan kemolekan, keindahan & kecantikan isterinya
DINIKMATI & DIPERTONTONkan oleh ramai orang. Dia memBIARkan isterinya
menampakkan auratnya ketika keluar rumah, membiarkan berkumpul dengan
lelaki-lelaki lain. Bahkan sebahagian ada yang BANGGA karena telah
memiliki isteri yang cantik yang boleh dinikmati ‘pandangan’ kebanyakan orang.
Padahal wanita dimata Islam adalah makhluk yang SANGAT mulia, sehingga
keindahan & keelokannya hanya diperuntukkan atau DIKHUSUSkan buat suaminya
saja dan tidak sesekali di’jaja’ sebebasnya kemana-mana.
Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap istrinya tidak akan
membiarkan isterinya berjabat tangan dengan lelaki lain yang BUKAN mahram.
“Ditusukkan kepala seorang lelaki dengan jarum dari besi lebih baik daripada
dia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” {lihat dalam
ash-Shahihah : 226}
Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap isterinya, dia akan
memperhatikan sabda Rasulullah s.a.w:
“Janganlah kalian masuk menemui para wanita.” lalu seorang Ansar berkata,
“Wahai Rasulullah, bagaimana dengan al-hamwu (kerabat suami/ipar )?” Beliau
mengatakan, “Al- hamwu (ipar) adalah kematian.” {Muttafaq ‘alaih}
Perhatikan juga ancaman Rasulullah s.a.w terhadap lelaki yang tidak memiliki
kecemburuan terhadap keluarga (isteri):
“Tiga golongan yang Allah s.w.t tidak akan melihat mereka pada hari kiamat
iaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai
lelaki dan ad-Dayyuts” {H.R. An-Nasa’i dinilai ‘hasan’ oleh syeikh Albani,
lihat ash-Shahihah : 674}
Dan ad-Dayyuts(dayus) adalah LELAKI yang tidak memiliki kecemburuan terhadap
keluarganya.
Sumber :
4.
http://www.eramuslim.com/akhwat/wanita-bicara/10-kesalahan-suami-terhadap-isteri.htm#.VSnSl5NUOuo