Rabu, 18 Juli 2018

DIET

Tujuan diet sebenarnya adalah memprogram ulang tubuh supaya sistem-sistem internal bisa kembali pada masa ketika musuh manusia adalah binatang buas dialam liar, bukannya daging gulung berlumur keju.

Perbedaan kita dengan leluhur adalah leluhur kita hanya mengkonsumsi makanan manis pada saat-saat tertentu. Sehingga diet bukanlah terletak pada menahan makan tetapi lebih kepada membuat keputusan-keputusan tepat mengenai apa yang kita makan.

Makanan sehat:
Gandum utuh, buah2an, kacang2an, ikan, sayuran dan minyak zaitun

Minggu, 01 Juli 2018

TAHAP MEMBUAT PAPER PENELITIAN

1. Menemukan 3 peneliti terhebat di bidang yang akan kita teliti serta kumpulkan karya-karyanya
2. Baca Jurnal dengan judul review terhadap karya poin(1)
3. Membuat Kategorisasi terhadap bidang yang kita teliti
4. Membuat state of the art penelitian kita
5. Membuat roadmap penelitian kita
6. Membuat studi literature
7. Membuat bab 1 dengan beberapa tahapan:
A. Legitimasi penelitian
B. Studi literature atau penelitian orang lain yang berhubungan dengan apa yang kita kerjakan sampai terlihat state of the art ( sudah sampai mana keilmuan yang kita tekuni)
C. Tujuan penelitian
8. Bab 2 isinya adalah metode, apa tahapan yang dilakukan untuk mencapai hasil penelitian. Jangan uraikan teori disini
9. Bab 3 adalah Apa yang kita lakukan
10. Bab 4 adalah hasil dan ruang diskusi terhadap penelitian kita. Hasil disini adalah perbandingan hasil dari menggunakan metode yang kita gunakan dibandingkan metode lain
11. Bab 5 adalah kesimpulan yang merupakan rangkuman penegasan dari bab 4 diatas
12. Buat abstrak menggunakan metode imrad tanpa paragraf jeda. Kalimat 1 adalah Introduction(Latar belakang penelitian kita). Kalimat 2 adalah Tujuan penelitian. Kalimat 3 adalah Method(Metode yang kita gunakan). Kalimat 4 adalah Result And Discussion(Hasil dan diskusi penelitian kita)

Rabu, 27 Juni 2018

MISI KEHADIRAN SEORANG ANAK

Seorang anak hadir didunia membawa 2 misi:
1. Menjadi ujian bagi orangtuanya
2. Menjadi anak yang mampu menghadapi ujian yang akan dihadapi

Hubungan antar suami istri didasari oleh sakinah mawaddah warrahmah (ketenangan, cinta, dan kasih sayang). Sakinah mawaddah warrahmah ini adalah hadiah dari Allah bagi keluarga yang menjalani kesehariannya untuk mencari ridho Allah.

Allah akan mencabut satu persatu kontrol orang tua terhadap anak. Ketika masih bayi kita menentukan segalanya untuk anak kita, apa yang dimakan, siapa namanya, dimana tidurnya dst. Allah memberikan kontrol penuh untuk pengurusan anak anda. Allah akan lepas satu persatu kontrol ini sehingga suatu saat kita hanya memiliki kontrol yang sangat terbatas terhadap anak. Bahkan saat suatu saat anak kita sudah dewasa lalu anak kita memilih suatu pilihan hidup apakah kita dapat bilang tidak? Maka kembalikanlah ke Allah swt. Anak tersebut adalah milik Allah. Kita hanya dititipi anak dalam waktu yang sebentar sedangkan Allah swt lah pemilik anak kita seutuhnya. Maka dari itu orang tua yang diberikan amanah anak lalu sukses Allah menyediakan hadiah pahala yang tidak terputus saat kita meninggal kelak.

Pada saat kekacauan akhlak, kemudahan teknologi yang menjerumuskan, dan pergaulan yang bebas maka kita harus menjaga anak kita sebaik2nya. Jika kita gagal mengarahkan anak kita saat kita memiliki kontrol terhadapnya maka jangan salahkan jika anak kita tersesat saat kita sudah terbatas kontrol terhadapnya.

Kebanyakan orang tua tidak berbicara mengenai pernikahan kepada anaknya saat berumur 9,10,11 tahun. Dimana pada zaman sekarang anak2 sudah memiliki pacar pada umur tersebut.

Dengan sangat berlimpahnya gadget dan internet maka sebagai orang tua kita tidak seharusnya melarang anak kita menggunakan gadget tersebut, tetapi seharusnya kita mengajari mereka bagaimana cara menggunakan gadget yang baik dan tanamkan rasa takut kepada Allah saat beraktivitas apapun. Seorang orang tua yang membatasi penggunaan gadget secara total sekalipun akan merasa kaget ketika anaknya mengetahui hal2 tabu yang bisa didapat dari internet, karena walaupun kita tidak memberikan gadget, namun anak kita bisa mendapatkan informasi tersebut dari teman, paman, kenalan diluar.

Yang perlu kita ajarkan kepada anak kita adalah tauhid, merasa diperhatikan selalu oleh Allah. Pengawasan kita terbatas.
Kedua adalah memberikan kesadaran bahwa hidup ini memang ujian, anak-anak yang tidak diberikan kesadaran ini akan menjadi frustasi terhadap cobaan-cobaan hidup. Jadi tugas kita adalah mempersiapkan anak kita saat mencapai usia dewasa kelak.

Kamis, 26 November 2015

AMONG TAMU


Among tamu adalah beberapa orang yang bertugas mengemong atau mendampingi para tamu undangan dalam sebuah acara pesta, baik itu pesta resepsi pernikahan maupun pesta lainnya. Dengan demikian, among tamu artinya perwakilan dari tuan rumah yang memiliki hajat yang bertugas menyapa, menemani para tamu undangan agar merasa lebih nyaman saat menghadiri pesta yang dilaksanakan.
Definisi among tamu tersebut selaras dengan etika among tamu saat melaksanakan perannya. Dimana, cara among tamu dalam menjamu dan mendampingi para tamu undangan dirasakan sangat penting. Para among tamu harus memiliki tata bahasa dan etika sopan santun dalam menyambut para tamu undangan, agar tamu undangan yang hadir tidak merasa diabaikan atau merasa sendirian itulah fungsi among tamu yang sebenarnya.
Tugas among tersebut nampak mudah, namun sebenarnya cukup berat. Karena among tamu harus bergerak gesit dalam menyambut, menyapa dan menjamu tamu yang datang silih berganti. Agar mempermudah tugas among tamu dan fungsi nya terlaksana dengan baik, yakni membuat tamu undangan merasa nyaman dalam pesta yang dilaksanakan. Sebaiknya tuan rumah memilih dan mengembankan tugas among tamu kepada perwakilan beberapa komunitas yang diikuti, misalnya ada among tamu perwakilan dari kantor, perwakilan dari LSM, perwakilan dari teman alumni sekolah dan lain-lain. Maka jumlah among tamu disesuaikan dengan kebutuhan berapa banyak komunitas yang dimiliki sang punya hajat.
Untuk mempermudah dalam penyambutan para tamu undangan, posisi among tamu sebaiknya berada di depan dan mengenakan seragam among tamu sehingga mudah untuk dibedakan dengan yang lain. Among tamu wanita memiliki kelengkapan baju among tamu yang lebih complicated dibanding dengan among tamu pria. Baik itu among tamu adat jawa maupun among tamu sunda biasanya menggunakan kebaya among tamu bagi wanita dan beskap among tamu  bagi pria.


Mengatur flow tamu saat memasuki ruangan. Bekerja sama dengan pihak photographer dan acara dalam mengatur Pemotretan Pengantin dengan tamu VIP (jika ada).
CATET: memastikan para among berada di tempat sbelum acara dimulai dan posisi para among serta membriefing tugas mereka


Mengkoordinasikan dengan pemangku hajat dan seksi undangan tentang rencana kehadiran tamu VIP.
Menentukan petugas among tamu untuk mendampingi tamu VIP.
Menjemput, mengantar, dan mendampingi tamu VIP menuju pelaminan untuk memberikan ucapan selamat.
Mengarahkan tamu ke tempat jamuan khusus VIP.
Menempatkan tamu serta memfasilitasinya.
Mengatur tugas penerima tamu sesuai dengan sektornya.
Mengkoordinasikan dengan seksi angkutan tentang penjemputan tamu khusus (bila diperlukan).



Sekitar setengah jam kemudian, muncul seorang pria berbusana hitam-hitam, menyandang tas warna coklat terbuat dari kelapa utuh, kumis dan jenggotnya tipis berwarna putih, ujung alisnya pun putih,. Dia memberi aba-aba kepada para among tamu yang sudah berseragam untuk mengatur barisan. Rupanya pengantin akan segera memasuki ruangan. Suasana hening sejenak.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sudung_sajalah/ki-lengser-kesan-unik-dari-nikahan-sunda_552e46dd6ea834d8388b4572

Minggu, 02 Agustus 2015

Peribahasa


1. Orang yang tidak mengejar apa-apa akan mendapatkan segalanya. Dan ketika ia membuang ego, alam semesta itulah yang akan menjadi egonya. "Edwin Arnold"

Selasa, 05 Mei 2015

WAWANCARA

Bagaimana cara melakukan kegiatan wawancara dengan baik dan benar? serta aspek apa saja yang perlu di perhatikan saat kita hendak melakukan proses wanwancara? Dan Bagaimana cara membuat laporan hasil wawancara itu? mari kita simak uraian berikut ini.

Kunci wawancara yang baik “memungkinkan sumber berita mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkannya, bukan memikirkan apa yang hendak dikatakannya” (Mike Fancher, wartawan Seattle Times dalam Kusumaningrat, 2005: 189).


Perlu Anda pahami, wawancara merupakan salah satu dari empat teknik pengumpulan informasi, yakni observasi langsung dan tidak langsung; pencarian melalui catatan publik dan partisipasi dalam peristiwa.

 
Kegiatan wawancara sebenarnya menjadi efektif dan efisien apabila Anda mengetahui teknik dan rencana wawancara dengan benar. Teknik wawancara bermacam-macam. Jika Anda melakukan wawancara terhadap seseorang, Anda dapat memakai teknik individual atau perorangan. Kegiatan wawancara ini bisa sedikit berbeda tergantung pada orang, tempat, waktu, dan hal yang dibicarakan.
Sebelum melakukan wawancara perhatikan hal berikut.
1. Menghubungi orang yang akan diwawancara, baik langsung maupun tidak langsung dan pastikan kesediaannya untuk diwawancarai.
2. Persiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam wawancara. Persiapkan daftar pertanyaan secara baik dengan memperhatikan 6 unsur berita, yaitu 5W + 1H. Pada saat kegiatan wawancara berlangsung usahakan tidak terlalu bergantung pada pertanyaan yang telah disusun.
3. Berikan kesan yang baik, misalnya datang tepat waktu sesuai perjanjian.
4. Perhatikan cara berpakaian, gaya bicara, dan sikap agar menimbulkan kesan yang simpatik.

Pada saat wawancara Anda perlu memperhatikan pegangan umum pelaksanaan wawancara berikut ini.
1. Jelaskan dulu identitas Anda sebelum wawancara dimulai dan kemukakan tujuan wawancara.
2. Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan bersifat umum. Lakukanlah pendekatan tidak langsung pada persoalan, misalnya lebih baik tanyakan dulu soal kesenangan atau hobi tokoh. Jika dia sudah asyik berbicara, baru hubungkan dengan persoalan yang menjadi topik Anda.
3. Sebutkan nama narasumber secara lengkap dan bawalah buku catatan, alat tulis, atau tape recorder saat melakukan wawancara.
4. Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan tidak menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta pengulangan jawaban dari narasumber.
5. Hindari pertanyaan yang berbelit-belit.
6. Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hormati petunjuk narasumber seperti “off the record”, “no comment”, dan lain-lain. Hindari pertanyaan yang menyinggung dan menyudutkan narasumber.
7. Harus pandai mengambil kesimpulan, artinya tidak semua jawaban dicatat.
8. Beri kesan yang baik setelah wawancara. Jangan lupa mohon diri dan ucapkan terima kasih dan mohon maaf!
9. Selain itu, kita harus mengetahui betul apa tujuan wawancara.


Orang yang tak ingin berbicara, orang yang berbicara tanpa ada isinya, dan orang yang berbicara dengan kata-kata terselubung tidaklah mudah dibuat berbicara. Menanyai orang untuk mendapatkan informasi yang jelas serta merinci perlu pengetahuan dan juga, dan terutama, keahlian, kelihaian, bahkan kecerdikan. Dalam praktek jurnalisme, wawancara adalah seni.

10 RAHASIA DAPUR

1] Menumbuhkan rasa percaya
Setiap wawancara adalah pertandingan. Pewawancara selalu menempatkan diri dalam posisi inferior karena dialah pihak yang meminta. Agar menjadi pertandingan persahabatan, lawan bicara harus didekati secara halus. Dihubungi pertama kali secara tertulis lebih nyaman ketimbang lewat telepon. Penting sekali meyakinkan narasumber betapa berharganya testimoninya dan menjamin bahwa tentu saja, apa pun yang dikatakan takkan dipublikasikan tanpa seizinnya.

2] Mempersiapkan diri sematang-matangnya
Cara menanyai pejabat, pegawai negeri, kepala perusahaan, atau penulis tidaklah sama. Tetapi, siapa pun narasumbernya, wawancara akan membuahkan hasil hanya jika dipersiapkan dengan cermat.

Untuk keperluan tujuan wawancara yang pertama, Anda tentu menggali hal-hal yang mengungkap latar belakang peristiwa dan akibat yang ditimbulkan. Caranya dengan mewawancarai pihak kepolisian serta satpam di sekitarnya dan beberapa saksi mata. Dalam hal ini tidak lupa juga meminta tanggapan sumber berita yang memiliki keahlian untuk mengurai teknologi bahan peledak yang digunakan.

Membaca kliping berita tentang peristiwa serupa dapat memberikan inspirasi untuk menyusun pertanyaan. Demikian pula dengan membaca ensiklopedia untuk mencari tahu arti istilah TNT (trinitrotuluene), sebelum melakukan wawancara untuk minta keterangan dari ahli bom dan pakar laboratorium forensik Polri yang menganalisis peristiwa serupa selama ini.

Untuk keperluan tujuan wawancara yang kedua, penggalian berita lebih ditujukan pada hal-hal yang sifatnya memiliki unsur human interest guna menggugah empati pembaca, seperti latar belakang korban, kisah anak yang ditinggalkan ibu yang menjadi korban, dan sebagainya.

Kesalahan yang paling umum dijumpai pada banyak wartawan, aplaagi wartawanpemulaadalah kurangnya persiapan sebelum melakukan wawancara. Akibatnya, ketika terjun kelapangan untuk menemui sumber berita, wartawan tersebut sering kurang memiliki kedalaman dalam menyusun pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu, karena bentuk pertanyaannya terlalu standar, sehingga membuang waktu yang berharga bagi kedua belah pihak.

Kurangnya persiapan membuat Anda kurang menguasai persoalan dan kurang pula penghargaan yang diperoleh dari sumber berita. Jika ini yang terjadi, maka Anda menghadapi sebuah awal kerja yang tidak menguntungkan.

Mempersiapkan diri sebelum wawancara mutlak hukumnya, bahkan untuk pergi ke sebuah acara pun. Anda harus memperhitungkan:

1. Siapa saja yang hadir?
2. Adakah mereka bisa menjawab hal-hal yang ingin diketahui?
3. Jika tokoh “Si Polan” hadir, apa yang bisa ditanyakan kepadanya?
 


3] Memilih strategi yang tepat
Ada 3 jenis wawancara yang hasilnya tidak sama:
Wawancara terarah: mengajukan pertanyaan yang amat merinci dan menolak ketika mulai melantur atau menjawab dengan samar. Metode ini sangatlah agresif, berlaku untuk format singkat, tipe vox pop: 3 pertanyaan, 3 jawaban, masing-masing 5 baris.


Wawancara tidak terarah: mengajukan pertanyaan introduksi yang sangat terbuka dan membiarkan narasumber bermonolog sesuka hati. Gaya mengalah ini berguna untuk mengorek kepribadian lawan bicara jika kita tidak mengetahui apa pun tentang dirinya. Tapi, jarang menghasilkan informasi. 


Wawancara semi-terarah: adalah yang paling sesuai dengan praktek jurnalisme. Mengajukan secara silih-berganti pertanyaan terbuka dan tertutup, pertanyaan umum dan terperinci. Gaya selang-seling ini memancing tanggapan, memudahkan dialog, membangun rasa berbagi, bahkan hubungan kerjasama.


4] Memilih tempat yang tepat
Jangan pernah mewawancarai orang di sembarang tempat.Tempat-tempat umum, terutama bar atau restoran, harus dihindari. Suara sekitar menganggu perbincangan dan kehadiran orang lain dapat mengganggu narasumber. Pilih tempat yang sepi, tenang, sebaiknya kantor atau ruang duduk. Tempat umum bisa cocok untuk berbincang secara informal dengan “saksi kedua” atau informan tertentu yang identitasnya takkan ditebak orang.

5] Memilih nada yang tepat
Wawancara merupakan pertandingan, tapi bukan pertandingan tinju. Sebaliknya, ini ajang face to face yang bersifat ambigu dan di mana masing-masing berupaya memikat lawan bicaranya. Sikap agresif dari pewawancara sama saja bertindak kontra-produktif. Dengan bersikap sengit, anda takkan mendapatkan pengakuan atau curahan perasaan apa pun. Yang diwawancarai bukanlah musuh dari yang mewawancarai. Tujuannya bukan memprovokasi, bertarung, atau membantai. Tujuannya menjalin hubungan yang dilandasi sikap saling hormat selama diskusinya berlangsung. Nada yang tepat adalah nada netral, toleran, atau baik hati. 

6] Menguasai cara bertanya

Kita takkan menumbuhkan rasa percaya lawan bicara dengan pertanyaan bias, bermakna ganda, atau di luar pokok bahasan. Cara yang baik membawakan wawancara: menyusun pertanyaan yang jelas, terperinci, setiap kata dipertimbangkan, dan dikemukakan dalam urutan logis seputar persoalan utama. Dan yang isinya konsisten dan bernalar sehingga narasumber tahu bahwa pewawancara menguasai tema atau materi pembahasan dengan baik. Karena inilah “panduan wawancara” yang sudah dirumuskan sebelumnya menjadi penting, yaitu agar bisa tetap memegang kendali diskusinya kendati jawaban narasumber cenderung “melenceng”.


7] Mengajukan pertanyaan yang tepat
Pertanyaan yang baik adalah: yang jelas, terperinci, mudah dipahami, netral, disusun sedemikian rupa sehingga tidak memuat jawabannya. Namun, memuat makna yang cukup dalam agar jawaban nantinya membuat pewawancara semakin maju mendekati apa yang ingin diperoleh dari narasumber. Bisa berupa “sub-pertanyaan”. Untuk mengajukan “sub-pertanyaan” yang tepat pada waktu yang tepat, maka materi harus dikuasai sepenuhnya oleh pewawancara. Akan berhasil, seiring dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. Mulai dari berbagai pertanyaan yang paling sederhana dan akhiri dengan berbagai sub-pertanyaan yang lebih kompleks.


8] Menolak sensor diri
Ada kalanya pertanyaan bagus menyebabkan seseorang menghindar atau menolak untuk menjawab. Tapi pewawancara janganlah menyerah. Sebagai “pencari kebenaran”, ia dituntut untuk bertanya kembali, dengan sopan dan tenang, secara jelas, setidaknya satu kali. Apabila pengulangan pertanyaan itu masih tidak membuahkan hasil yang lebih baik, penolakan narasumber tersebut menjadi fakta gamblang… yang harus dilaporkan kepada pembaca.


9] Mentranskrip tanpa mengubah
Dengan merekam wawancara, wartawan terlepas dari tuntutan mencatat secara kontinyu, dan memberi jaminan pada narasumber bahwa perkatannya takkan terdistorsi. Tapi alat rekam hanya digunakan seizinnya dan wartawan harus bersedia mematikannya jika diminta. Demi sopan-santun rekaman juga kita hentikan atas inisiatif sendiri, jika pembicaraan terpecah, misalnya akibat panggilan telepon. Menggunakan alat rekam bukan berarti terbebas dari membuat catatan, sepanjang diskusi, khususnya mengenai hal-hal yang takkan ada dalam rekamannya: saat tersenyum, meringis, ragu-ragu, gerak-gerik tanpa sadar… Persoalan apakah perkataan tertentu harus dihapus pada saat transkripsi nantinya perlu dibahas di akhir wawancara.

10] Menyimpulkan tanpa ambiguitas
Walaupun semua aturan main sudah ditentukan sebelumnya, untuk menghindari salah paham, di akhir wawancara wartawan harus memastikan kepada narasumber bagaimana penuturannya itu akan disajikan. Dipublikasikan secara utuh dalam bentuk “tanya-jawab”, sebagian saja dalam bentuk cuplikan bebas atau ditentukan atas kesepakatan bersama, atau dengan syarat boleh dibaca sebelum terbit, dan lain sebagainya. Wartawanlah yang memutuskan, asal mengatakannya terus-terang kepada narasumber.


Penyajian Atau Pembuatan Laporan Hasil Wawancara
Hal-hal yang harus diperhatikan agar tulisan hasil wawancara menarik bagi para pembaca adalah:
1. Kata-kata yang diucapkan narasumber hendaknya ditulis apa adanya. Hal ini akan membuat cerita tersebut hidup. Seolaholah narasumber langsung bercerita pada setiap pembaca. Keterangan mengenai keadaan sekitar narasumber membantu pembaca untuk melihat narasumber ketika diwawancarai.
2. Kejadian-kejadian, keterangan-keterangan, dan pendapatpendapat yang diberikan narasumber mempunyai bobot terhadap tulisan, namun usahakanlah agar lebih jeli dalam penyampaiannya.
3. Wawancara menjadi efektif jika tujuan pewawancara jelas, yaitu untuk memberi informasi, hiburan, bimbingan praktis, atau laporan.
4. Penyajian hasil wawancara sebenarnya tergantung pada pewancara, bisa berupa narasi, dialog, esai, deskripsi, dan sebagainya.
 


Sejarah Singkat Wawancara

Teknik wawancara dikenal pada abad ke-19, ketika pertama kalinya sebuah wawancara disajikan sebagai suatu karya jurnalistik oleh James Gordon Bannet pada 1836. Namun semua koran di London mencemoohkannya, karena dinilai cuma bualan yang merendahjkan praktik jurnalistik. Di Amerika Serikat, pada 1700-an, awal tumbuhnya persuratkabaran, wartawan negara itu belum menjadikan wawancara sebagai faktor penting praktik jurnalistik. Presiden Lincoln yang terkenal itu sering bercakap-cakap dengan wartawan, namun tidak pernah wartawan tersebut mengutip percakapan mereka. Charles Nordhhoff, Redaktur Pelaksana The Evening Post, New York menulis percakapannya dengan Presiden Andrew Johnson, namun tulisannya itu tidak pernah dimuat oleh pemimpin redaksinya.


Baru pada abad ke-20, praktik wawancara diakui dan mencapai puncaknya. James Reston, Bob Woodward dan Carl Bernstein menelurkan karya jurnalistik yang hebat berdasarkan wawancara mereka. Era interview journalism berlanjut sampai sekarang bahkan wawancara dianggap sebagai tulang punggung pekerjaan jurnalistik serta kemampuan dan keterampilan yang mutlak dimiliki wartawan.



3. Jenis Wawancara

3. 1 Menurut Caranya

3. 1. 1 Cara Wawancara Tatap Muka
Wawancara ini dilakukan dengan cara berhadap-hadapan yang memungkinkan penggalian informasi lebih dalam dan luas, karena sebelumnya dilakukan perjanjian dengan sumber berita, topik dan fokusnya sudah dirancang, bahkan kesempatannya pun lebih khusus, baik tempat maupun waktu yang disediakan.

3. 1. 2 Cara Wawancara Melalui Telepon
Ini dilakukan untuk mengkonfirmasi dan mengejar deadline. Percakapannya sangat singkat dan umumnya sumber berita sering menolak untuk menjelaskan setiap pertanyaan secara panjang lebar, kecuali sumber berita sudah akrab dan biasa menjadi sumber berita si pewawancara. Dibandingkan dengan wawancara tatap muka, wawancara telepon lebih terbatas, pewawancara tidak bisa melihat langsung mimik lawan bicara, padahal mimik dapat menyiratkan bahasa tbuh seseorang tentang kebenaran yang diucapkannya.


3. 1. 3 Cara Wawancara Kelompok
Wawancara ini dilakukan lebih dari satu orang sumber berita dalam satu kesempatan. Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi peristiwa bencana alam atau kriminalitas, namun bisa juga untuk keperluan menulis feature keluarga yang berhasil



3. 2 Menurut Tujuannya

3. 2. 1 Tujuan Berita Kutipan (Quote Story/ Talking News)
Berita kutipan adalah berita yang berisi pernyataan-pernyataan yang diucapkan seseorang atau beberapa orang sumber berita yang bidang keahlian, pengetahuan, atau keadaan pribadinya memberi makna pada pernyataan-pernyataannya.


3. 2. 2 Tujuan Berita Wawancara
Berita yang didasarkan pada wawancara adalah berita yang faktanya dikumpulkan melalui proses wawancara. Dalam hal ini wartawan bertanya dan sumber berita menjawab. Perbedaan wawancara untuk berita kutipan dengan berita wawancara terletak pada tekanan beritanya. Berita kutipan fakta-faktanya didapat dari hasil wawancara, tetapi tekanannya bukan pada faktanya, tapi pada penilaian dan validitas sumber berita,yaitu keahliannya.


Proses Wawancara Profil Pribadi
Wawancara profil pribadi berada di tengah-tengah antara wawancara berita, yang memerlukan keterangan ahli dan awwancara kelompok yang membutuhkan pandangan dan sikap sejkumlah responden.
Umumnya wawancara profil pribadi dilakukan dengan tokoh terkenal atau selebritas. Detail yang sifatnya intim tentang sosok terkenal itu disajikan kepada pembaca demi kepuasan pembaca yang selalu menyenangi tokoh terkenal dan ingin mengetahui segala hal tentang tokoh terkenal tersebut.
Tapi tekanan dalam ketiga wawancara tersebut tidak sama. Wawancara berita maupun wawancara kelompok berusahja mencari tahu pendapat narasumber tentang sesuatu masalah atau topik atau peristiwa. Wawancara profil pribadi berusaha mencari tahu hal-hal seputar diri narasumber sendiri, terutama hal-hal yang membuat dia bisa menjadi orang terkenal dan bagaimana kisahnya sampai ia mencapai kedudukan sebagai orang terkemuka.
Pembaca juga memiliki minat lain dalam membaca hasil wawancara profil pribadi ini: dalam membaca berita atau tulisan tentang sosok pribadi terkenal, pembaca biasanya menghubungkan sifat-sifat dan kisah kehidupan tokoh terkenal atau selebriti tersebut dengan harapan menemukan sesuatu di dalamnya yang akan membantu dia mencapai sukses dalam hidupnya sendiri.
Dalam semua teknik pengumpulan berita, tidak ada teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan siapa dan apa seseorang itu selain teknik wawancara profil pribadi. Dalam berita hasil wawancara profil pribadi, seorang wartawan membantu narasumber menunjukkan orang macam apa dia sebenarnya melalui caranya berbicara, bersikap dan bertindak.
Dalam wawancara profil pribadi, tokoh terkenal atau orang yang hanya menarik itu dibiarkan mengatakan dengan kata-katanya sendiri apa yang disukai atau tidak disukainya,m sikapnya tentang makanan atau tentang keadaan masyarakat sekarang atau tentang jalannya pemerintahan, tentang harapan-harapan dan antusiasmenya, tentang kekecewaannya dan sebagainya. Apa yang dikatakan dan bagaimana sosok ini mengatakannya membuat khalayak pembaca merasakan seakan-akan sosok ini berhadapan dengan mereka.

Menghadapi Penolakan Sumber Berita

Hal mengecewakan yang bakal Anda alami sebagai wartawan adalah penolakan oleh sumber berita yang hendak diwawancarai. Penolakan ini mungkin karena sumber berita tidak ingin menjadi saksi suatu peristiwa yang menyebabkan ia dipanggil ke kantor polisi atau ke pengadilan, atau mungkin juga karena takut mendapat teguran dari atasannya jika ia seorang pejabat atau karyawan, dan sebagainya.

Anda harus ingat, kewajiban wartawan di jagad raya ini sama: menemukan fakta yang harus diberitakan demi kepentingan umum! Dalam situasi seperti tadi, Anda tidak boleh menyerah. Anda harus yakin, jika seseorang secara sengaja menghindari wartawan dengan tidak menjawab telepon, menutup telepon, atau main petak umpet dengan wartawan, sesungguhnya orang tersebut akan rugi sendiri, karena sebagai wartawan, Anda juga diwajibkan memasukkan dalam berita Anda bahwa sumber berita menolak diwawancarai atau menolak berbicara. Selanjutnya, pembaca akan menarik kesimpulan sendiri tentang sebab-sebab penolakan tersebut.

Oleh sebab itu, Anda harus memberi tahu juga kepada sumber berita bahwa penolakannya itu juga akan Anda beritakan. Pemberitahuan demikian biasanya akan mengurungkan niat sumber berita untuk tetap bungkam.

Sumber berita terkadang melakukan penolakan karena takut pernyataannya ditangkap atau dikutip secara keliru seperti yang ia baca dan saksikan di media massa. Untuk menghadapi hal ini, Anda harus memperlihatkan sikap yang menesankan kepercayaan pihak sumber berita. Cara melakukan pendekatan pun sangat menentukan dalam membuat sumber berita berbicara.

Katakanlah kepada sumber berita bahwa tujuan mewawancarai dia didasari itikad baik dan niat mencari keterangan secara akurat dan berimbang. Jika Anda berhasil meyakinkannya, maka sumber berita tersebut akan berterima kasih karena akhirnya ia dapat berbicara kepada seseorang yang menaruh simpati terhadapnya dan memberikan kesempatan kepadanya untuk berbicara menurut versinya sendiri tanpa menjelaskan fakta yang sebenarnya.


Perilaku yang suka menggertak dan membual sering ditemui wartawan di lapangan. Beruntung jika Anda memiliki sedikit informasi yang tidak diharapkan oleh sumber berita tersebut. Dengan memasukkan informasi ini secara cerdik ke dalam wawancara, Anda dapat membendung nafsu sumber berita untuk menggertak dan membual. Namun sebaliknya, jika Anda tidak memiliki penghetahuan untuk menggertak sumber berita, Anda akan membuka front melawan pernyataan dengan pernyataan. Selamat bertugas!


Sumber :
1. http://www.24hdansuneredaction.com/id/presse/15-teknik-teknik-wawancara/ 
2. https://hamz1624.wordpress.com/tips-trik/etc/cara-wawancara-dengan-baik-benar-efektif/ 
3. http://belajaryox.blogspot.com/2013/02/teknik-mewawancarai-narasumber-dalam.html
4. http://www.jobloker.co.id/id/saran-kami/untuk-perusahaan
5. http://orangradio.blogspot.com/2013/06/tips-melakukan-wawancara-hebat.html

Senin, 27 April 2015

MEMULAI BISNIS

Salah satu aset terbaik startup yang bisa dibagikan kepada entrepreneur lain adalah nasehat dari mereka yang sudah sukses menyelesaikan masalah yang sama yang sedang mereka hadapi.
Dalam artikel ini, ada enam pemilik bisnis yang akan membagikan pengalaman dan pelajaran yang mereka sudah pelajari.
Tips Bisnis Startup: “Ide”
DON’T get too hung up on “the idea. Jangan terlalu terpaku pada “Ide”. Ide memang dibutuhkan, tapi hanya akan berpengaruh sebesar 1% terhadap keseluruhan kesuksesan Anda. Ke-99% yang lain adalah saat Anda mengeksekusi ide tersebut. Jika Anda tidak mengeksekusi atau gagal melakukannya dengan benar, maka ide tersebut tidak akan berarti apa-apa.
DON’T worry about copy cats Jangan takut terhadap copy cat. Jika Anda tidak paranoid bahwa akan ada seseorang yang mencuri ide Anda, maka mungkin ide Anda memang tidak sebagus itu.
DON’T plan to sell to everyone. Jangan mencoba untuk menjual ke semua orang. Jika Anda berencana untuk menjual kepada semua orang, maka Anda akan sulit untuk menjualnya kepada siapapun.
DO understand the power of niche market. Pahamilah kekuatan pasar niche.
DO be open to criticism. Terbukalah pada kritik yang datang. Untuk setiap ide yang ada, seseorang akan menyukainya, seseorang lain mungkin tidak, dan bahkan akan ada yang mengira Anda gila karena mengeluarkan ide tersebut.
DO patent good ideas.Patenkan ide yang menurut Anda bagus. Jika itu memang produk atau konsep yang benar-benar baru, temukan bagaimana cara memproteksinya sebagai hak intelektual Anda.
Tips Bisnis Startup: Seni Menjalankan Bisnis Yang Baik
DON’T choose just anyone to start your business with. Jangan sembarang memilih orang untuk memulai bisnis Anda. Jika Anda memiliki partner, bersikap jujurlah pada mereka, apakah Anda merasa mereka adalah tim yang tepat atau bukan. Ini jauh lebih besar daripada mengukur kapabilitas mereka, Anda juga harus mempertimbangkan nilai, motivasi, dan temperamen yang mereka miliki.
DON’T rely solely on textbook knowledge. Jangan tergantung sepenuhnya pada pengetahuan dari buku. Membaca buku dan artikel tentang start-up adalah awal yang baik, tapi scenario yang ada hanya berjalan di dalam buku, dan studi kasus juga hanya beberapa pengecualian. Gunakan semua literatur untuk mendapat dasarnya, lalu belajar sambil melakukannya, belajarlah dari pengalaman.
DON’T underestimate the power of research. Jangan meremehkan kekuatan riset. Cari sebanyak mungkin informasi tentang pasar Anda. Risetlah kondisi pasar, keadaan competitor Anda, lalu gunakan pengetahuan Anda sebagai kerangka berpikir.
DO negotiate. Bernegosiasilah, mulai dari mengirimkan barang dengan Fed Ex sampai membangun website Anda sendiri dengan tim kreatif, semuanya adalah negosiasi.
DO understand your vendors’ policies as well or better than they know them. Pahamilah perjanjian dengan vendor Anda sebaik atau lebih baik dari mereka mengetahuinya. Kadangkala itu akan membuat perbedaan dari kesuksesan yang besar dan kegagalan besar.
DO hire the best attorney and best accountant you can find. Pekerjakan pengacara dan akuntan terbaik yang bisa Anda temukan. Seberapapun Anda membayar mereka akan layak dan bisa membantu menghemat uang Anda pada akhirnya.
DO use as much technology as you can to make your life easier. Gunakan sebanyak mungkin teknologi untuk membuat hidip Anda lebih mudah. Jika teknologi tersebut tidak dapat membuat hidup menjadi lebih mudah, maka hal itu tidak dibutuhkan.
Tips Bisnis Startup: Membentuk Attitude yang Cocok untuk Startup yang Sukses
DON’T take business performance personally. Jangan jalankan bisnis Anda berdasarkan perasaan personal. Pada saat ini Anda tidak bisa hidup secara emosional, berdasarlah pada bagaimana bisnis Anda berjalan.
DON’T stress over things beyond your control. Jangan merasa stress tentang hal-hal yang tidak bisa Anda control. Tidak ada yang pernah berjalan sesuai rencana.
DON’T take business mistakes too hard. Jangan terlalu memikirkan kesalahan bisnis Anda. Anda memang akan membuat banyak kesalahan, tapi orang-orang pintar belajar dari kesalahan tersebut dan menggunakan pelajaran yang didapat untuk menjalankan bisnis mereka dengan lebih baik.
DO consult those you trust for support.. Berkonsultasilah pada orang-orang yang Anda percaya. Kelilingilah diri Anda dengan mereka yang lebih pintar dari Anda dan dengarkan apa yang mereka katakan.
DO always underestimate. Selalu taksir rendah hasil yang akan Anda dapat. Hanya akan ada kurang dari 1% dari pasar atau audiens yang akan menggubris Anda. Jika lebih dari itu, Anda hanya beruntung!
DO listen to your gut. Dengarkan kata hati Anda. Jika Anda berpikir tidak mungkin bisa melaksanakannya, mungkin memang tidak bisa dilakukan.
DO remember Selalu ingat: “Tidak ada resep dan cara ajaib untuk mencapai kesuksesan.”
Tips Bisnis Startup: Tentang Keuangan
DON’T expect to profit too fast. Jangan berharap untuk mendapatkan keuntungan begitu Anda mulai. Jika Anda membiayai bisnis Anda sendiri, bersiaplah untuk tidak mendapat keuntungan finansial apapun dalam waktu dekat.
DON’T think that spending more equates to better quality. Jangan berpikir bahwa mengeluarkan lebih banyak biaya akan menghasilkan kualitas yang lebih baik.
DON’T underestimate any costs. Jangan remehkan biaya apapun yang akan Anda keluarkan. Selalu bersiap untuk mengeluarkan lebih banyak biaya dari perencanaan Anda.
DO live and do business within your means. Jalankan bisnis apa adanya. Semakin kecil kebutuhan Anda, makin bagus. Sebuah kantor dengan pemandangan memang bagus, tapi sebuah basement tanpa jendela juga harus bisa digunakan.
DO have a cash reserve. Milikilah cadangan dana. Meminta investasi dari investor terlalu awal adalah kesalahan yang perlu dihindari.
DO reflect. Refleksikan diri Anda. Menjalankan bisnis bukan selalu soal uang. Ketahuilah apa kelebihan yang Anda miliki sekarang, apakah uang, waktu atau kesehatan spiritual. Kadangkala Anda harus menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga. Sering juga Anda harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendapat harga yang lebih baik.
Nasehat terakhir:
Sebagai potongan nasehat terakhir, hal terpenting adalah memilih tim yang tepat untuk memulai sebuah bisnis yang baik, “memulai sebuah bisnis bisa sangat emosional dan penuh stress, dan akan ada beberapa waktu dimana orang-orang akan menunjukkan sikap terburuknya. Jika Anda bisa melewati tahap itu, maka mungkin Anda sudah memilih kolega yang tepat. Jika Anda tidak yakin, maka tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda benar-benar mengetahui siapa partner Anda dan siap mengambil langkah yang besar.”